Sejara Limba Debata Part 1

Selamat datang di desa limba debata, kecamatan bambang,kabupaten mamasa.

Mengenal Sejara desa limba debata. 

Tahun 1887 Hamparan wilayah limba debata di huni oleh 2 toko besar yaitu Aba atau Ambe makkuk, Dan seorang toko perempuan yakni , liku tasik. 

Pada saat itu , ke dua toko besar melakukan ritwal adat, apaka memungkinkan hamparan ini di jadikan perkampungan,di sebuah bukit ( Perkampungan limba debata sekarang). 

Terdapat sebuah pohon beringin yang rimbun dan angker, ke 2 tokoh ini sepakat mengambil sepotong bambu dan di sumbat,lalu di letakkan di bawa beringin sambil mengucapkan : 
Lalisan tallu yabo tangana langik muolai inde talla, bengkanni tanda ke la inde ongeam lamala diongei ,unggahaga pak tondasam ,yang artinya dewa pencipta langit dan bumi berilah tanda pada sepotong bambu ini jika sekiranya tempat ini cocok untuk perkampungan . 

Kesokan harinya nenek aba datang ke pohon beringin tersebut, dan ternyata pada potongan bambu itu penuh air, sekalipun di sumbat, dan saat sedang kemarau. Dan bukit itu di bawah pohon terdapat sebua kolam yang tidak ada sumber airnya ,lalu likutasik bertanya kepada nenek aba ,apa maksud ada kolam di atas bukit ini? yang tidak ada sumber mata air. Spontan nenek aba menyebutkan dalam bahasa bambam bahwa itu adalah LIMBA DEBATA yang artinya telaga dewa( Kolam tuhan). Dan di situlah mulai menebang hutan untuk di jadikan perkampungan, dan lama kelamaan para keluarga berdatangan di wilayah ini dengan maksut tinggal menetap. Sekitar tahun 1890 wilayah ini di huni oleh 20 keluarga,seiring dengan perkembangan, sekalipun dalam masa perang Suku. Para tetua di kampung ini mulai membuat norma adat yang menjadi peradaban keseharian, yang di sebut, pitu gannak kahua sundum, sambil mulai menganut pemali appak handanna yang dilakukan dalam agama mappuhondo. Pitu gannak kahua sundum artinya 7 Cukup delapan genap yang dalam bahasa bambam : 

 1.Naissam maheak anna masihik ,atau memahami takut kepada sang pencipta dan malu terhadap sesama manusia. 
 2.Mahimpak anna mahimanam, artinya arif dan bijaksana. 

 3.Tamailu tama tinna ,artinya tidak irih dan dengki. 

 4.Tatuppe lakbok , tahimba wase, artinya loyalitas dan memiliki kesabaran. 

 5.Tamaksampa silua, tamak sepuk siapalam, yang artinya tidak lain dihati lain perbuatan. 

 6.Tampak anna sindoho, artinya jujur dan adil. 

 7 .Tamak bija anna tamak sangnganak,artinya tidak membeda bedakan  Dan dilengkapi dengan kahua gannak yaitu makbahhak dihamme anna pallumu lumu, yang artinya memiliki rasa kesabaran dan penuh kedamaian. Inilah yang menjadi pokok peradaban orang limba debata,sampai berlanjut di beri tugas eksekutif dan legislatif adak sibali bali illalam bambang dengan gelar kaju malantona adak, bali adakna indona bakbana lemba dan juga di gelar kaluku potabaheam, yang artinya kalau ada sesuatu yang terjadi atau negatif, tertutup mata dan telinga, tidak di gubris karna nanti pada hal hal positif berlaku tugas memecahkan masala dan mencari solusi. Sambil taat dibawah payung hukum pemali appak handanna sebagai kalender kerja pada setiap tahunnya. Seiring dari masa ke masa seteleh hamparam ini tebuka luas dan jadi perkampungan.Sumber informasi Ide Irawan Kades Limba debata

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjamin kenyamanan warga Polsek mambi laksanakan pam ag pagi

Stabilitas Kamtibmas di kec buntu Malangka,Polsek Arralle laksanakan giat patroli

Sejarah singkat terbentuknya desa Balatana kecamatan. Bambang